Heihooo....
Kayaknya panas panas gini enaknya minum es kelapa gitu yang seger-seger. Terus buat ngedinginin mulut-mulut mereka yang panas juga boleh. Eh.
Jadi gini, setiap orang punya pemikiran yang terkadang tu pemikirannya kayak out of the box gituuu. Terus misalnya kalau mau ngungkapin pemikiran atau pendapat ke banyak orang kadang suka mikir, entar kalo gue ngomong kayak gini gimana ya. Alhasil kalo udah kepikiran kayak gitu, gue cuma bisa nuangin apa yg gue pikir lewat ya gini blog, atau nge-twitt di twitter, nulis di tumblr atau nulis-nulis di kertas terus ditempel di kamar.
Kadang juga kalau misalnya ada suatu kalimat gitu, mereka suka berpikiran pendek. Jarang mau mencerna kalimat. Yang dibahas apa yang dijawab apa. Kagak nyambung coy. Hahaha. Makanya kalo gue ketemu pendapat yang menurut gue beda dari pendapat gue, gue ungkapin tetep. Tapi pakai bahasa yang agak diperhalus lagi, biar gak tersinggung. Terus ngomongnya jangan kasar-kasar. Btw, gue pernah tuh digitukan, mereka ngomong kasar bray. Kan nggak enak didenger.
Jadi intinya berbeda pendapat boleh. Tapi kalo lo mau ngungkapin pendapat lo yang beda sama pendapat orang lain. Hati-hati, jangan asal ceplas ceplos. Jangan pakai urat ngomongnya. Terus jangan merasa pendapat lo benar. Ingat, pendapat itu nggak ada yg salah atau yg benar. Yang ada hanya yang berbeda.
Udah ah gitu aja sih. Lebih sering aja nulis nulis gak jelas di kertas. Daripada dinyinyirin sama orang. :p
Kamis, 06 April 2017
Jumat, 31 Maret 2017
NIKMATI SEGALA PROSES
Bulan Maret kemaren lagi seneng-senengnya nonton beraneka ragam film. Mulai dari film luar negeri sampai film asli negeri sendiri. Dan diantara semua Film yang gue tonton, film paling berkesan adalah... maybe 3 Srikandi. Jangan tanya gue kenapa berkesan, karena gue aja nggak tau jawabannya sampai sekarang. Masih ada sekitar 3 atau 4 film yang belom gue tonton padahal ini udah bulan April. Yang dimana bulan April ini adalah "bulan Buku" bagi gue pribadi. Soalnya kan bulan Maret kemaren udah menonton banyak sekali film sementara buku-buku di rak-rak gramedia menunggu untuk dipungut. Jadi sekarang gue bakalan fokus ke buku. OK.
Banyak hal yang gue lakuin belakangan ini, entah kenapa sekarang gue kadang-kadang menyibukkan diri untuk mencari hal-hal positif yang bisa membawa keuntungan buat diri gue sendiri dan orang lain juga. Yang sekarang lagi musim musim banyaknya tugas yang menunggu untuk dikerjakan, kalian bisa cicil mulai dari sekarang. Menurut gue jalani aja, jangan dibuat setress toh ntar juga bakalan selesai kalau kalian kerjakan sedikit demi sedikit. Patenkan niat dan jangan berekspetasi terlalu tinggi. Nikmati semua prosesnya, kalau otak kalian udah stuck cobalah refresing jangan terlalu ditekan. Refresing bisa dengan baca buku, nonton film atau kalian bisa joging joging gitu, nikmati udara luar biar nggak sumpek sama tugas.
Intinya jalani aja dulu apa yang sekarang kalian lakuin. Fokus sama yang didepan, bermimpi dan berkhayal maupun berangan-angan boleh. Nah, kalo kalian udah punya mimpi, kalian usaha tapi jangan berekspetasi terlalu tinggi aja sih. Karena dulu gue juga ngelakuin sesuatu dengan sangat amat serius tanpa memperdulikan sekitar gue, dan gue juga udah berekspetasi terlalu tinggi nah akhirnya malah kadang apa yang kita ingin gitu nggak tercapai dan nggak sesuai dengan apa yang kita mau.
Sekarang ini, gue berusaha menikmati proses, malahan gue belom punya gambaran gimana kedepannya, gue mau kemana, ngapain, jadi apa. Gue belom tau. Gue pengennya itu semua jadi kejutan. Gue nikmati prosesnya tanpa terlalu tinggi berekspetasi, perkara hasil? Liat aja kedepannya. Karena kita nggak tau kan? kedepannya kita bakalan gimana, mau jadi apa? karena itu semua udah diatur. Manusia boleh berencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan. Sama kalo ditanya ""Kedepannya mau gimana? Mau jadi Apa? Kuliahnya mau dimana? Jurusan apa?" Ya kan gue nggak tau. Masa depan nggak bisa gue gadang gadang. Karena semuanya masih samar belom pasti. Jadi lebih baik jangan umbar-umbar, karena kalau udah terlanjur diumbar-umbar malah nggak kesampean jadi sakit sendiri lo. Tapi disamping itu gue, kita, lo semua harus tetap berusaha, setidaknya ntar kalo lo nggak berhasil menjadi apa yang lo pengen, lo pernah belajar untuk mewujudkan itu, lo pernah menikmati segala prosesnya, walau hasil itu bukan dari apa yang lo pengen.
Oh iya, tetep jadi diri lo sendiri. Fokus ke lo pribadi. Jangan terlalu banyak denger omongan orang. Karena ini semua lo yang ngejalanin pribadi bukan orang lain. Hidup kita nggak harus selalu sama dengan orang lain. Lo punya jalan hidup sendiri, begitupun gue. Jadi jangan membanding-bandingkan dengan orang lain, ntar malah gimana gitu. tetep kuat, berpendirian teguh, jangan mudah dihancurleburkan.
Banyak hal yang gue lakuin belakangan ini, entah kenapa sekarang gue kadang-kadang menyibukkan diri untuk mencari hal-hal positif yang bisa membawa keuntungan buat diri gue sendiri dan orang lain juga. Yang sekarang lagi musim musim banyaknya tugas yang menunggu untuk dikerjakan, kalian bisa cicil mulai dari sekarang. Menurut gue jalani aja, jangan dibuat setress toh ntar juga bakalan selesai kalau kalian kerjakan sedikit demi sedikit. Patenkan niat dan jangan berekspetasi terlalu tinggi. Nikmati semua prosesnya, kalau otak kalian udah stuck cobalah refresing jangan terlalu ditekan. Refresing bisa dengan baca buku, nonton film atau kalian bisa joging joging gitu, nikmati udara luar biar nggak sumpek sama tugas.
Intinya jalani aja dulu apa yang sekarang kalian lakuin. Fokus sama yang didepan, bermimpi dan berkhayal maupun berangan-angan boleh. Nah, kalo kalian udah punya mimpi, kalian usaha tapi jangan berekspetasi terlalu tinggi aja sih. Karena dulu gue juga ngelakuin sesuatu dengan sangat amat serius tanpa memperdulikan sekitar gue, dan gue juga udah berekspetasi terlalu tinggi nah akhirnya malah kadang apa yang kita ingin gitu nggak tercapai dan nggak sesuai dengan apa yang kita mau.
Sekarang ini, gue berusaha menikmati proses, malahan gue belom punya gambaran gimana kedepannya, gue mau kemana, ngapain, jadi apa. Gue belom tau. Gue pengennya itu semua jadi kejutan. Gue nikmati prosesnya tanpa terlalu tinggi berekspetasi, perkara hasil? Liat aja kedepannya. Karena kita nggak tau kan? kedepannya kita bakalan gimana, mau jadi apa? karena itu semua udah diatur. Manusia boleh berencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan. Sama kalo ditanya ""Kedepannya mau gimana? Mau jadi Apa? Kuliahnya mau dimana? Jurusan apa?" Ya kan gue nggak tau. Masa depan nggak bisa gue gadang gadang. Karena semuanya masih samar belom pasti. Jadi lebih baik jangan umbar-umbar, karena kalau udah terlanjur diumbar-umbar malah nggak kesampean jadi sakit sendiri lo. Tapi disamping itu gue, kita, lo semua harus tetap berusaha, setidaknya ntar kalo lo nggak berhasil menjadi apa yang lo pengen, lo pernah belajar untuk mewujudkan itu, lo pernah menikmati segala prosesnya, walau hasil itu bukan dari apa yang lo pengen.
Oh iya, tetep jadi diri lo sendiri. Fokus ke lo pribadi. Jangan terlalu banyak denger omongan orang. Karena ini semua lo yang ngejalanin pribadi bukan orang lain. Hidup kita nggak harus selalu sama dengan orang lain. Lo punya jalan hidup sendiri, begitupun gue. Jadi jangan membanding-bandingkan dengan orang lain, ntar malah gimana gitu. tetep kuat, berpendirian teguh, jangan mudah dihancurleburkan.
Senin, 27 Maret 2017
YANG BUAT MOOD HANCUR
Malam gaess. Karena waktu gue nulis ini malam hari, jadi selamat malam.
Berhubung belakangan ini mood gue lagi terombang-ambing alias suka berubah-ubah. Yang paginya senang, ceria, bahagia, hati berbunga-bunga setelah beberapa jam bisa aja mood gue jadi nggak enak mungkin gara-gara nge-denger atau nge-rasain hal-hal yang membuat hati gue agak sedikit tersinggung atau gimana gitu.
Disini, di lingkungan sosial dimana manusia harusnya saling mengenal antar manusia lain, saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Mau orang itu lebih muda, lebih tua atau apapun mereka yang muda maupun yang tua juga punya yang namanya hati. Makanya hati-hati sama hati manusia, lo nggak akan bisa nebak itu hati sedang senang sedang sedih karena dari sisi luar dia mungkin menunjukkan sikap baik-baik.
Juga hati-hati sama lisanmu itu sayang. Kalau mau mengeluarkan kata-kata mbok yo disaring dulu. Apalagi kata-katanya kasar. Kok ya mau ngatain orang pakai kata-kata sekasar itu. Nggak takut hati orang itu tersakiti ya. Tapi siapa yang nggak sakit sih dikatain dengan kata-kata sekasar itu di depan muka sendiri lo. Terus dengan bangganya, besok dan seterusnya lo ngulangin lagi. Nggak sadar ya? Perlu disadarin? Bukan nggak mau nyadarin sih, cuma tunggu sadar diri aja. Ntar kalo kita ngomong atau ngasih tau dikata baper dan sok sok. Terussss, kata wong tuo iku, percuma kamu juara disekolah, kalau moralmu di lingkungan nggak sebagus nilai pelajaranmu.
Sekali lagi ya, jangan suka ngomong kayak gitu didepan orangnya langsung apalagi didepan mukanya. Omaigatt, mungkin maksud lo itu bercanda, tapi manusia punya hati yang nggak sebercanda itu buat dipermainkan. Karena kita pun tau, gue pun tau, mana yang bercandaana yang benaran. Sakit lo, yang tadinya mood lo bagus malah jadi ancur lebur gara-gara kata-kata sedikit saja namun nyelekitnya minta ampunnnnn...
Gue cerita disini, karena nggak ada yang baca. Wkwkwkwkw. Karena gue nggak bisa cerita ke sembarang orang. Ntar dikira gue baper atau apalah gitu. Males. Mereka ngira ntar becanda. Manusia kadang gak tau kapan ada di fase yang serius atau bercanda.
Pikirkan juga efek buat kedepannya. Emang orang yang lo sakitin hatinya nggak serta merta mencak-mencak marah-marah di depan lo lo. Mereka cuma bisa mendem doang, karena apa yang udah lo lo lakuin itu keterlaluan. Sangat keterlaluan. Mungkin dia diam karena dia paham, hukum alam masih berlaku.
Zzzzz
Berhubung belakangan ini mood gue lagi terombang-ambing alias suka berubah-ubah. Yang paginya senang, ceria, bahagia, hati berbunga-bunga setelah beberapa jam bisa aja mood gue jadi nggak enak mungkin gara-gara nge-denger atau nge-rasain hal-hal yang membuat hati gue agak sedikit tersinggung atau gimana gitu.
Disini, di lingkungan sosial dimana manusia harusnya saling mengenal antar manusia lain, saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Mau orang itu lebih muda, lebih tua atau apapun mereka yang muda maupun yang tua juga punya yang namanya hati. Makanya hati-hati sama hati manusia, lo nggak akan bisa nebak itu hati sedang senang sedang sedih karena dari sisi luar dia mungkin menunjukkan sikap baik-baik.
Juga hati-hati sama lisanmu itu sayang. Kalau mau mengeluarkan kata-kata mbok yo disaring dulu. Apalagi kata-katanya kasar. Kok ya mau ngatain orang pakai kata-kata sekasar itu. Nggak takut hati orang itu tersakiti ya. Tapi siapa yang nggak sakit sih dikatain dengan kata-kata sekasar itu di depan muka sendiri lo. Terus dengan bangganya, besok dan seterusnya lo ngulangin lagi. Nggak sadar ya? Perlu disadarin? Bukan nggak mau nyadarin sih, cuma tunggu sadar diri aja. Ntar kalo kita ngomong atau ngasih tau dikata baper dan sok sok. Terussss, kata wong tuo iku, percuma kamu juara disekolah, kalau moralmu di lingkungan nggak sebagus nilai pelajaranmu.
Sekali lagi ya, jangan suka ngomong kayak gitu didepan orangnya langsung apalagi didepan mukanya. Omaigatt, mungkin maksud lo itu bercanda, tapi manusia punya hati yang nggak sebercanda itu buat dipermainkan. Karena kita pun tau, gue pun tau, mana yang bercandaana yang benaran. Sakit lo, yang tadinya mood lo bagus malah jadi ancur lebur gara-gara kata-kata sedikit saja namun nyelekitnya minta ampunnnnn...
Gue cerita disini, karena nggak ada yang baca. Wkwkwkwkw. Karena gue nggak bisa cerita ke sembarang orang. Ntar dikira gue baper atau apalah gitu. Males. Mereka ngira ntar becanda. Manusia kadang gak tau kapan ada di fase yang serius atau bercanda.
Pikirkan juga efek buat kedepannya. Emang orang yang lo sakitin hatinya nggak serta merta mencak-mencak marah-marah di depan lo lo. Mereka cuma bisa mendem doang, karena apa yang udah lo lo lakuin itu keterlaluan. Sangat keterlaluan. Mungkin dia diam karena dia paham, hukum alam masih berlaku.
Zzzzz
Rabu, 22 Februari 2017
UNEG-UNEG TENTANG MASA DEPAN
Halooo...
Berhubung gue sekarang udah kelas 2 SMA, dan sebentar lagi bakalan naik ke kelas 3 yang dimana kelas tiga itu udah pada mikirin UN, SBMPTN, SNMPTN dll. Sebenarnya sih bukan dari kelas 3 kita mempersiapkan itu semua, tetapi sedini mungkin agar perispannya lebih matang.
Tapi sekarang gue bingung, sebingung bingungnya, disaat orang lain udah tau dia mau ngambil jurusan apa cita-citanya udah tau mau jadi apa, nah gue, masih bingung, mau ngambil jurusan apa terus cita-cita gue itu apa, habis itu gue mau ngapain ya?
Kadang suka bigung kalo ditanya sama orang, cita-citanya apa? Nanti kalau udah besar mau jadi apa? Dan gue cuma bisa diam, dan paling banter ngejawab, "Nggak tau, belom kepikiran". Dan gue juga nggak kepikiran, kalo gue udah gede, gue mau jadi apa? Tapi setelah gue searching-searching, nonton video-video atau baca baca artikel, ternyata kita lo gue harus kudu wajib tahu, lo kedepannya itu mau ngapain, mau jadi apa, mau gimana. Setidaknya lo punya gambaran tentang masa depan lo.
Tapi setelah gue nonton video-video yang menurut gue sangat menginspirasi, sebelum lo berfikir tentang gimana lo kedepannya, lo harus temuin dulu passion lo itu dimana? Boleh contoh, gue suka nulis-nulis gak jelas, terus gue tiba-tiba pengen masuk sastra, tapi setelah dipikir-pikir sekian lama, kayaknya bukan gue banget, gue suka tapi gue nggak pengen mendalami gitu. Jadi kalo diibaratkan itu cuma sesaat aja. Terus ketika gue berpikir untuk masuk jurusan yang lain, read: teknik. Gue merasa, nilai-nilai yang menunjang untuk masuk ke jurusan tersebut itu sangatlah sedikit, sehingga gue agak seperti kurang percaya diri. Terus kalo ditanya, "Lo mau masuk kedokteran?", disini gue kasi tau, nggak ada sedikitpun kepikiran gue mau masuk kedokteran, pokoknya yang berhubungan dengan makhluk hidup, gue kayaknya ngerasa nggak bisa, bukan nggak bisa sih, tapi nggak mampu. Gue baca-baca tentang artikel Kedokteran, masuk jurusan kedokteran itu, butuh biaya yang banyak dan otak yang cepat tanggap. Jadi kalau melihat keadaan gue, gue yang masih harus mengulang dan membaca 2 sampai 3 kali materi baru paham, ya nggak aja deh. Takut kebelah dua ni otak. Tapi menurut pandangan dan presepsi orang, kalo lo masuk kedokteran itu, lo dipandang, "wahhh" gitu. Gue jamin, lo pasti bakalandibilang, waa pintar ya, etc.
Ya, tapi ketidak tahuan gue terhadap gimana gue kedepannya tidak lantas membuat gue berhenti, gue masih berusaha berpikir dan mencari gue mau ngapain kedepannya, yaudah la ya, gue kerjain dulu apa yang ada di depan mata, dihadapan gue sekarang.
Tapi yang gue pertanyakan adalah, gini, lo lahir, sekolah, kuliah, kerja , nikah, punya anak, sesai. gitu aja? lo dapat apa? Sekarang kita hidup di dunia yang semuanya membutuhkan yang namanya uang. Mendapatkan uang itu kayak lo diharuskan harus punya title, lo dokter, guru, pilot, pegawai dll, nah dari situ, gue makin merasa terintimidasi, terkecilkan. Karena, kebanyakan di pikiran-pikiran manusia, itu, Title is everything artinya lo harus punya label kalo nggak ya lo madesu. Terus juga kita gak bakalan bisa memprediksi setelah kuliah lo mau jadi apa? Lo mau kerja atau lanjut kuliah lagi. Lo mau kerja yang searah sama jurusan lo waktu kuliah atau nggak, tapi yang gue pahami adalah, ilmu yang lo dapetin, tenanga dan waktu yang lo abisin selama ini, nggak akan pernah sia-sia. Terus ketika lo atau gue kerja, atau melakukan sesuatu, gue pengennya itu tu nggak cuma buat kepentingan gue pribadi, gue juga pengen itu semua berguna bagi orang lain dan semuanya. Karena menurut gue pribadi, sia-sia idup gue kalo misalnya gue cuma mentingin kehidupan pribadi gue, karena balik lagi kita semua hidup di dunia ini untuk tolong menolong, dan itu yang harus gue lakuin.
Tapi di satu sisi, materi dan duit itu jadi tolak ukur disemuanya gitu, gimana ya? Lo sukses karena uang lo banyak, itu yang sosial lo bilang. Terus mereka juga banyak bilang, hei hidup itu harus realistis kalo idup lo abstrak terus kapan mau maju? Intinya kita lurus aja sama niat kita kedepannya, jangan mikirin perkataaan orang lain yang menurut lo nggak penting, udah yang penting fokus sm niat lo aja. Dan yang gue pelajari di hidup gue adalah, jangan ngasih makan ego gue sendiri atau ambisi gue sendiri, misalnya lo pengen sesuatu, pengen ini pengen itu, karena keinginan manusia kadangnya tidak terbatas, namun lo harus ingat juga, terlalu ambisis untuk melakukan sesuatu akhirnya ya kita lupa, manusia itu tugasnya cuma berusaha sama tawakkal. Dan itu bisa menghancurkan ekspetasi yang lo buat, gue gini gue melakukan sesuatu tapi disaat gue melakukan sesuatu dan gue merasa udah one step closer sama mimpi gue, gue kayak mendapatkan semacam kebahagiaan dan peluang peluang, karena dari awal gue nggak ada ekspetasi, karena dari awal yang harus gue set adalah niat gue, terus gue ikhtiar terus gue tawakkal, gue juga nggak ada rasa ambisi-ambisi gimana di hidup gue, ketika gue dapat peluang, gue berpikir, waa ternyata gue bisa ya.
Dan ketika teman-teman lo udah berbicara tentang, lo mau jadi apa lo mau gimana kedepannya,cita-citanya udah hebat, gue pengen jadi dokter, diplomat dan lo belom tau, lo mau jadi apa, nggak masalah sih. Nggak ada yang memaksa lo, lo mau jadi apa. Dan inget ketika lo udah tau sebenarnya, kanan kiri lo itu lo mau ngapain, kita disini itu sama-sama first timer, nggak usah ngerasa lo gagal, nggak usah ngerasa lo madesu gimana, jangan ngerasa takut miskin karena kita adalah makhluk dari zat yang maha kaya.
Intinya, lo punya niat, lo usaha, lo tawakkan. Apapun hasilnya, itu yang terbaik buat lo.
Xoxo. Udah ya capek gue. Ngantuk
Berhubung gue sekarang udah kelas 2 SMA, dan sebentar lagi bakalan naik ke kelas 3 yang dimana kelas tiga itu udah pada mikirin UN, SBMPTN, SNMPTN dll. Sebenarnya sih bukan dari kelas 3 kita mempersiapkan itu semua, tetapi sedini mungkin agar perispannya lebih matang.
Tapi sekarang gue bingung, sebingung bingungnya, disaat orang lain udah tau dia mau ngambil jurusan apa cita-citanya udah tau mau jadi apa, nah gue, masih bingung, mau ngambil jurusan apa terus cita-cita gue itu apa, habis itu gue mau ngapain ya?
Kadang suka bigung kalo ditanya sama orang, cita-citanya apa? Nanti kalau udah besar mau jadi apa? Dan gue cuma bisa diam, dan paling banter ngejawab, "Nggak tau, belom kepikiran". Dan gue juga nggak kepikiran, kalo gue udah gede, gue mau jadi apa? Tapi setelah gue searching-searching, nonton video-video atau baca baca artikel, ternyata kita lo gue harus kudu wajib tahu, lo kedepannya itu mau ngapain, mau jadi apa, mau gimana. Setidaknya lo punya gambaran tentang masa depan lo.
Tapi setelah gue nonton video-video yang menurut gue sangat menginspirasi, sebelum lo berfikir tentang gimana lo kedepannya, lo harus temuin dulu passion lo itu dimana? Boleh contoh, gue suka nulis-nulis gak jelas, terus gue tiba-tiba pengen masuk sastra, tapi setelah dipikir-pikir sekian lama, kayaknya bukan gue banget, gue suka tapi gue nggak pengen mendalami gitu. Jadi kalo diibaratkan itu cuma sesaat aja. Terus ketika gue berpikir untuk masuk jurusan yang lain, read: teknik. Gue merasa, nilai-nilai yang menunjang untuk masuk ke jurusan tersebut itu sangatlah sedikit, sehingga gue agak seperti kurang percaya diri. Terus kalo ditanya, "Lo mau masuk kedokteran?", disini gue kasi tau, nggak ada sedikitpun kepikiran gue mau masuk kedokteran, pokoknya yang berhubungan dengan makhluk hidup, gue kayaknya ngerasa nggak bisa, bukan nggak bisa sih, tapi nggak mampu. Gue baca-baca tentang artikel Kedokteran, masuk jurusan kedokteran itu, butuh biaya yang banyak dan otak yang cepat tanggap. Jadi kalau melihat keadaan gue, gue yang masih harus mengulang dan membaca 2 sampai 3 kali materi baru paham, ya nggak aja deh. Takut kebelah dua ni otak. Tapi menurut pandangan dan presepsi orang, kalo lo masuk kedokteran itu, lo dipandang, "wahhh" gitu. Gue jamin, lo pasti bakalandibilang, waa pintar ya, etc.
Ya, tapi ketidak tahuan gue terhadap gimana gue kedepannya tidak lantas membuat gue berhenti, gue masih berusaha berpikir dan mencari gue mau ngapain kedepannya, yaudah la ya, gue kerjain dulu apa yang ada di depan mata, dihadapan gue sekarang.
Tapi yang gue pertanyakan adalah, gini, lo lahir, sekolah, kuliah, kerja , nikah, punya anak, sesai. gitu aja? lo dapat apa? Sekarang kita hidup di dunia yang semuanya membutuhkan yang namanya uang. Mendapatkan uang itu kayak lo diharuskan harus punya title, lo dokter, guru, pilot, pegawai dll, nah dari situ, gue makin merasa terintimidasi, terkecilkan. Karena, kebanyakan di pikiran-pikiran manusia, itu, Title is everything artinya lo harus punya label kalo nggak ya lo madesu. Terus juga kita gak bakalan bisa memprediksi setelah kuliah lo mau jadi apa? Lo mau kerja atau lanjut kuliah lagi. Lo mau kerja yang searah sama jurusan lo waktu kuliah atau nggak, tapi yang gue pahami adalah, ilmu yang lo dapetin, tenanga dan waktu yang lo abisin selama ini, nggak akan pernah sia-sia. Terus ketika lo atau gue kerja, atau melakukan sesuatu, gue pengennya itu tu nggak cuma buat kepentingan gue pribadi, gue juga pengen itu semua berguna bagi orang lain dan semuanya. Karena menurut gue pribadi, sia-sia idup gue kalo misalnya gue cuma mentingin kehidupan pribadi gue, karena balik lagi kita semua hidup di dunia ini untuk tolong menolong, dan itu yang harus gue lakuin.
Tapi di satu sisi, materi dan duit itu jadi tolak ukur disemuanya gitu, gimana ya? Lo sukses karena uang lo banyak, itu yang sosial lo bilang. Terus mereka juga banyak bilang, hei hidup itu harus realistis kalo idup lo abstrak terus kapan mau maju? Intinya kita lurus aja sama niat kita kedepannya, jangan mikirin perkataaan orang lain yang menurut lo nggak penting, udah yang penting fokus sm niat lo aja. Dan yang gue pelajari di hidup gue adalah, jangan ngasih makan ego gue sendiri atau ambisi gue sendiri, misalnya lo pengen sesuatu, pengen ini pengen itu, karena keinginan manusia kadangnya tidak terbatas, namun lo harus ingat juga, terlalu ambisis untuk melakukan sesuatu akhirnya ya kita lupa, manusia itu tugasnya cuma berusaha sama tawakkal. Dan itu bisa menghancurkan ekspetasi yang lo buat, gue gini gue melakukan sesuatu tapi disaat gue melakukan sesuatu dan gue merasa udah one step closer sama mimpi gue, gue kayak mendapatkan semacam kebahagiaan dan peluang peluang, karena dari awal gue nggak ada ekspetasi, karena dari awal yang harus gue set adalah niat gue, terus gue ikhtiar terus gue tawakkal, gue juga nggak ada rasa ambisi-ambisi gimana di hidup gue, ketika gue dapat peluang, gue berpikir, waa ternyata gue bisa ya.
Dan ketika teman-teman lo udah berbicara tentang, lo mau jadi apa lo mau gimana kedepannya,cita-citanya udah hebat, gue pengen jadi dokter, diplomat dan lo belom tau, lo mau jadi apa, nggak masalah sih. Nggak ada yang memaksa lo, lo mau jadi apa. Dan inget ketika lo udah tau sebenarnya, kanan kiri lo itu lo mau ngapain, kita disini itu sama-sama first timer, nggak usah ngerasa lo gagal, nggak usah ngerasa lo madesu gimana, jangan ngerasa takut miskin karena kita adalah makhluk dari zat yang maha kaya.
Intinya, lo punya niat, lo usaha, lo tawakkan. Apapun hasilnya, itu yang terbaik buat lo.
Xoxo. Udah ya capek gue. Ngantuk
Selasa, 21 Februari 2017
MUKA DUA? PENCITRAAN?
Kata orang "Diam Itu Emas". Itu kata orang, kalo menurut gue pribadi sih gue setengah setuju dengan perkataan itu. Karena daripada gue banyak omong mending gue diam, dan kalo gue kebanyaan diam yaa nggak bagus juga sih.
Terus gue juga sering dapet pertanyaan, "Ma, kau ngomong lah sekali-sekali, jangan diam-diam terus" "Ma kok kau sering diam-diam, temen yang lain debat, ikut lah debat"
Dan kalau gue mendapatkan pertanyaan seperti itu, gue cuma bisa diam. Paling banter juga gue jawab, "Males ngomong". Gue nggak suka debat. Tapi suka kalo orang itu beropini. Kenapa gue nggak suka debat? Simple, karena menurut gue, mereka debat itu ingin menjatuhkan orang lain dan membernarkan dirinya, ya memang itu kenyataan nya. Tapi ada beberapa alasan kenapa gue malas ngomong di depan khalayak umum.
Pertama, gue paling males ngoceh panjang lebar, ntarnya malah ngelantur kemana-mana, memberikan statement yang didasari untuk pembenaran dan membuat dirinya harus diakui orang sebagai orang paling benar. Kemudian mereka memberikan berbagai macam pertanyaan yang dianggap kritis kemudian menyanggah pendapat orang lain seolah meluruskan, padahal berniat menjatuhkan. Gue paling anti sama orang seperti ini di lingkungan gue, seolah-olah mereka melakukan pencitraan atau boleh gue bilang BERMUKA DUA. hahaha sorry capslock nya ketekan. :p
Iya gue tahu nggak semua manusia yang seperti itu di lingkungan adalah penjilat, tapi kebanyakan manusia, gue bilang manusia aja ya hehe, kebanyakan dari manusia memang seperti itu. Mengangkat tangan, bertanya pada yang sedang presentasi, sedangkan jelas-jelas si penanya sudah menguasai bagian itu. Banyak orang yang menurut gue lebih kritis daripada 'mereka-mereka' itu, tapi mungkin mereka tidak pernah menunjukkan diri.
Ah elah ma lo ngomong kayak gitu,pasti lo iri kan nggak bisa kayak mereka?
Gue bakalan jawab NGGAK. Gue nggak pernah iri ndak nggak akan pernah mau iri sama orang-orang yang bermental licik dan bermuka dua. Gue nyaman dengan gue yang sekarang, dengan gue yang apa adanya, jadi gue ngomong kayak gini, di blog ini, ini uneg uneg gue, kalo gue mengeluarkan uneg uneg gue sama orang, bakalan geger pastinya. Untuk urusan seperti ini, bukan tanggapan, pembenaran atau penyanggahan yang gue perlu. Gue cuma butuh didengarkan. Gue gak butuh komenan lo semua, keliatannya gue egois? Iya, gue sadar kalo gue egois. Gue nggak mau menambah kadar keegoisan gue dengan berusaha membenarkan statement gue.
La kenapa lo tulis di blog, kan blog bisa dibaca semua orang?
Sayangg, maka dari itu gue tulis uneg uneg gue di blog ini karena nggak ada yang baca, palingan gue sendiri yang baca. Kan mereka-mereka nggak tau.
Ngomong-ngomong soal muka dua dan pencitraan.
"THAT PERSON IS HYPOCRITICAL, YOU HAVE TO KEEP THE DISTANCE WITH THAT PERSON, DONT TALK TO MUCH AND DONT BELIEVE WITH THAT PERSON"
"THAT PERSON IS FAKE, THAT PERSON IS ALWAYS DOING GOOD IN FRONT OF US AND TALK ABOUT US TO OTHERS"
Menurut gue pribadi sih, hal seperti kalimat diatas wajar. Siapa yang berhak melarangnya. Nggak ada kan? Itu kembali lagi ke diri kita, mau seperti apa dan mau menjadikannya seperti apa.Lo ngomongin orang, lo juga harus siap diomongin orang. Lo jahat sama orang, lo juga harus siap dijahatin sama orang. Dibikin simple aja deh.
Mungkin sekian aja kali ya, uneg-uneg gue hari ini. Akhirnya sedikit lega juga setelah dicurahkan disini. :D
Terus gue juga sering dapet pertanyaan, "Ma, kau ngomong lah sekali-sekali, jangan diam-diam terus" "Ma kok kau sering diam-diam, temen yang lain debat, ikut lah debat"
Dan kalau gue mendapatkan pertanyaan seperti itu, gue cuma bisa diam. Paling banter juga gue jawab, "Males ngomong". Gue nggak suka debat. Tapi suka kalo orang itu beropini. Kenapa gue nggak suka debat? Simple, karena menurut gue, mereka debat itu ingin menjatuhkan orang lain dan membernarkan dirinya, ya memang itu kenyataan nya. Tapi ada beberapa alasan kenapa gue malas ngomong di depan khalayak umum.
Pertama, gue paling males ngoceh panjang lebar, ntarnya malah ngelantur kemana-mana, memberikan statement yang didasari untuk pembenaran dan membuat dirinya harus diakui orang sebagai orang paling benar. Kemudian mereka memberikan berbagai macam pertanyaan yang dianggap kritis kemudian menyanggah pendapat orang lain seolah meluruskan, padahal berniat menjatuhkan. Gue paling anti sama orang seperti ini di lingkungan gue, seolah-olah mereka melakukan pencitraan atau boleh gue bilang BERMUKA DUA. hahaha sorry capslock nya ketekan. :p
Iya gue tahu nggak semua manusia yang seperti itu di lingkungan adalah penjilat, tapi kebanyakan manusia, gue bilang manusia aja ya hehe, kebanyakan dari manusia memang seperti itu. Mengangkat tangan, bertanya pada yang sedang presentasi, sedangkan jelas-jelas si penanya sudah menguasai bagian itu. Banyak orang yang menurut gue lebih kritis daripada 'mereka-mereka' itu, tapi mungkin mereka tidak pernah menunjukkan diri.
Ah elah ma lo ngomong kayak gitu,pasti lo iri kan nggak bisa kayak mereka?
Gue bakalan jawab NGGAK. Gue nggak pernah iri ndak nggak akan pernah mau iri sama orang-orang yang bermental licik dan bermuka dua. Gue nyaman dengan gue yang sekarang, dengan gue yang apa adanya, jadi gue ngomong kayak gini, di blog ini, ini uneg uneg gue, kalo gue mengeluarkan uneg uneg gue sama orang, bakalan geger pastinya. Untuk urusan seperti ini, bukan tanggapan, pembenaran atau penyanggahan yang gue perlu. Gue cuma butuh didengarkan. Gue gak butuh komenan lo semua, keliatannya gue egois? Iya, gue sadar kalo gue egois. Gue nggak mau menambah kadar keegoisan gue dengan berusaha membenarkan statement gue.
La kenapa lo tulis di blog, kan blog bisa dibaca semua orang?
Sayangg, maka dari itu gue tulis uneg uneg gue di blog ini karena nggak ada yang baca, palingan gue sendiri yang baca. Kan mereka-mereka nggak tau.
Ngomong-ngomong soal muka dua dan pencitraan.
"THAT PERSON IS HYPOCRITICAL, YOU HAVE TO KEEP THE DISTANCE WITH THAT PERSON, DONT TALK TO MUCH AND DONT BELIEVE WITH THAT PERSON"
"THAT PERSON IS FAKE, THAT PERSON IS ALWAYS DOING GOOD IN FRONT OF US AND TALK ABOUT US TO OTHERS"
Menurut gue pribadi sih, hal seperti kalimat diatas wajar. Siapa yang berhak melarangnya. Nggak ada kan? Itu kembali lagi ke diri kita, mau seperti apa dan mau menjadikannya seperti apa.Lo ngomongin orang, lo juga harus siap diomongin orang. Lo jahat sama orang, lo juga harus siap dijahatin sama orang. Dibikin simple aja deh.
Mungkin sekian aja kali ya, uneg-uneg gue hari ini. Akhirnya sedikit lega juga setelah dicurahkan disini. :D
Rabu, 25 Januari 2017
Pede Boleh, Kepedean Jangan!
Denger-denger permasalahan dari beberapa temen-temen gue sekarang ini. Beragam hal dari mulai masalah pelajaran, sekolah, keluarga dan yang paling banyak adalah, you know la, C-O-W-O-K. Hahahah gue kadang ngerasa gimana ya, geli-geli gimana gitu ngedengerin cerita-cerita mereka soal COWOK atau apalah gitu. Ya, cukup gue akui dulu gue juga pernah mengalami masa-masa Alay,I seperti itu, tapi tenang sekarang gue udah tobat, percayalah.
Karena yang akan gue bahas sekarang disini adalah rasa percaya diri, sejujurnya gue masih ngerasa kalo gue juga belum mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Jadi buat teman-teman yang kurang percaya diri, tenang aja kita bisa membangun sikap percaya diri kita kelak kok. Oke, ngomong-ngomong soal percaya diri, percaya diri atau seringkali kita sebut pede, itu boleh tapi ingat satu hal, jangan terlalu kepedean.
Kepedean itu bahaya lho. Lo nya sih merasa senang, tapi gimana dengan orang lain? Jangan cuma gara-gara kepedean lo sampai membohongi diri lo sendiri, lo sampai membohongi orang-orang disekitar lo. Gara-gara sikap lo yang terlalu over percaya diri lo ngerasa bahwa lo paling benar di sini. karena apa? llo ngomong seakan-akan itu semua benar, tapi faktanya?
Pokoknya ini demi kebaikan bersama, telaah lagi rasa percaya diri lo. pede atau kepedean. Jangan sampai nantinya lo nanti bakalan nyakitin diri lo sendiri, lo nyakitin orang-orang disekitar lo gara-gara rasa percaya diri yang berlebihan.
Oke. Terimakasih yang udah mau dengerin cerita cerita gaje gue. Semoga bermanfaat ^^
Xoxo
Karena yang akan gue bahas sekarang disini adalah rasa percaya diri, sejujurnya gue masih ngerasa kalo gue juga belum mampu menumbuhkan sikap percaya diri. Jadi buat teman-teman yang kurang percaya diri, tenang aja kita bisa membangun sikap percaya diri kita kelak kok. Oke, ngomong-ngomong soal percaya diri, percaya diri atau seringkali kita sebut pede, itu boleh tapi ingat satu hal, jangan terlalu kepedean.
Kepedean itu bahaya lho. Lo nya sih merasa senang, tapi gimana dengan orang lain? Jangan cuma gara-gara kepedean lo sampai membohongi diri lo sendiri, lo sampai membohongi orang-orang disekitar lo. Gara-gara sikap lo yang terlalu over percaya diri lo ngerasa bahwa lo paling benar di sini. karena apa? llo ngomong seakan-akan itu semua benar, tapi faktanya?
Pokoknya ini demi kebaikan bersama, telaah lagi rasa percaya diri lo. pede atau kepedean. Jangan sampai nantinya lo nanti bakalan nyakitin diri lo sendiri, lo nyakitin orang-orang disekitar lo gara-gara rasa percaya diri yang berlebihan.
Oke. Terimakasih yang udah mau dengerin cerita cerita gaje gue. Semoga bermanfaat ^^
Xoxo
Sabtu, 21 Januari 2017
Kritik dan Judge
Halo halo halo..
Belakangan ini di kehidupan sosialku baik di dunia maya maupun nyata, banyak sekali orang yang demenanya men-judge- orang tanpa mau intropeksi dulu ke dalam dirinya. kalau aku sih di judge nggak papa, berarti dosanya berkurang kan? Tapi ada salah banyak dari kita, yang ketika mereka habis di judge itu malah marah-marah. kadang marah-marahnya bukan ke orangnya malah ke orang lain. Nyebelin kan?
Apa sih Judge itu? kalo menurut aku pribadi, judge itu kayak semacam bully, atau pemberian cap, stigma terhadap orang lain. Mereka dengan bangganya men-cap orang lain dengan seenak mulutnya sendiri. Terus kalau misalnya orang yang di judge itu mentalnya lemah gimana? Ya dia bakalan merasa dirinya paling hina saat itu juga.
Kadang orang awam berpikir bahwa Judge dan Kritik itu sama. Oke, oke, kita telaah dulu. menurut aku sendiri Judge itu nggak ada dampak baik, dan malah kadang bisa membuat hati orang kecil alhasil ntar dia malah nggak ada semangat hidup. Amit-amit yaaaaa.. Nah, kalo kritik itu, setidaknya memberikan saran, atau memberitau mana yang salah atau yang benar. Orang pun bahkan mempunyai bermacam-macam cara untuk mengkritik, bisa jadi dia mengkritik secara baik-baik atau malah pedas dan tajam. tapi penerimaannya itu tergantung kita sendiri.
Pernah nggak sih aku merasa marah kalau dikritik?
Dulu Iya. Sekarang? Sekarang aku mencoba buat menerima kritikan baik itu sepedas apapun menjadi masukan. Setelah aku menelaah dengan baik, *asekk* kayaknya aku sekarang malah harus wajib kudu banyak mendapatkan kritikan. Karena menurut pemikiranku, kritikan itu semacam membuktikan bahwa manusia itu tidak sempurna. Maksudmu tidak sempurna gimana? Iya, karena sejatinya manusia itu tidak luput dari kesalahan. hahaha. Juga kritikan itu bisa membuat kita berjalan lebih baik lagi kedepannya.
Terus ni, setelah aku perhatiin lingkungan sosial ku, sedikit dari mereka menerima kritikan sebagai lambang ketidaksukaan orang lain terhadapnya. Kalau menurutku sendiri sih kritikan itu malah membuat kita sadar bahwa apa yang sudah kita lakukan itu salah. jadi mereka malah baik lho, memberitaukan yang salah.
Jadi buat kita-kita yang merasa di kritik, please jangan marah. Marah-marah itu nggak baik. Terus kalo misalnya kalian udah tau Sa-Lah, tapi nggak mau dkritik dan malah feedback kekita dikira hate speech, cukup aku ketawain aja hahahaha. KAGAK BERKAH HIDUP LU. Ya, kita emang harus belajar pelan-pelan. sedikit demi sedikit, membuka kesabaran hati, kelapangan jiwa dan berpikir positif.
Okee. Makasi udah mau nge-baca opini atau apalah ini. Semoga Bermanfaat ^^
Belakangan ini di kehidupan sosialku baik di dunia maya maupun nyata, banyak sekali orang yang demenanya men-judge- orang tanpa mau intropeksi dulu ke dalam dirinya. kalau aku sih di judge nggak papa, berarti dosanya berkurang kan? Tapi ada salah banyak dari kita, yang ketika mereka habis di judge itu malah marah-marah. kadang marah-marahnya bukan ke orangnya malah ke orang lain. Nyebelin kan?
Apa sih Judge itu? kalo menurut aku pribadi, judge itu kayak semacam bully, atau pemberian cap, stigma terhadap orang lain. Mereka dengan bangganya men-cap orang lain dengan seenak mulutnya sendiri. Terus kalau misalnya orang yang di judge itu mentalnya lemah gimana? Ya dia bakalan merasa dirinya paling hina saat itu juga.
Kadang orang awam berpikir bahwa Judge dan Kritik itu sama. Oke, oke, kita telaah dulu. menurut aku sendiri Judge itu nggak ada dampak baik, dan malah kadang bisa membuat hati orang kecil alhasil ntar dia malah nggak ada semangat hidup. Amit-amit yaaaaa.. Nah, kalo kritik itu, setidaknya memberikan saran, atau memberitau mana yang salah atau yang benar. Orang pun bahkan mempunyai bermacam-macam cara untuk mengkritik, bisa jadi dia mengkritik secara baik-baik atau malah pedas dan tajam. tapi penerimaannya itu tergantung kita sendiri.
Pernah nggak sih aku merasa marah kalau dikritik?
Dulu Iya. Sekarang? Sekarang aku mencoba buat menerima kritikan baik itu sepedas apapun menjadi masukan. Setelah aku menelaah dengan baik, *asekk* kayaknya aku sekarang malah harus wajib kudu banyak mendapatkan kritikan. Karena menurut pemikiranku, kritikan itu semacam membuktikan bahwa manusia itu tidak sempurna. Maksudmu tidak sempurna gimana? Iya, karena sejatinya manusia itu tidak luput dari kesalahan. hahaha. Juga kritikan itu bisa membuat kita berjalan lebih baik lagi kedepannya.
Terus ni, setelah aku perhatiin lingkungan sosial ku, sedikit dari mereka menerima kritikan sebagai lambang ketidaksukaan orang lain terhadapnya. Kalau menurutku sendiri sih kritikan itu malah membuat kita sadar bahwa apa yang sudah kita lakukan itu salah. jadi mereka malah baik lho, memberitaukan yang salah.
Jadi buat kita-kita yang merasa di kritik, please jangan marah. Marah-marah itu nggak baik. Terus kalo misalnya kalian udah tau Sa-Lah, tapi nggak mau dkritik dan malah feedback kekita dikira hate speech, cukup aku ketawain aja hahahaha. KAGAK BERKAH HIDUP LU. Ya, kita emang harus belajar pelan-pelan. sedikit demi sedikit, membuka kesabaran hati, kelapangan jiwa dan berpikir positif.
Okee. Makasi udah mau nge-baca opini atau apalah ini. Semoga Bermanfaat ^^
Kenal-kenal yuk?
Halo halo halo..
Ini blog pertama aku. Kenapa kepikiran buat blog tiba-tiba? Karena kadang aku bingung, mau menumpahkan isi pikiranku kemana? Jadila setelah berpikir sekian lama *cielah* aku memutuskan membuat blog ini untuk menumpahkan pendapat dan cerita.
Perkenalkan aku, Rahma. Cuma siswi kelas 2 SMA yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri. Blog ini terbuka bagi siapapun, entah itu nanti sependapat atau tidak, sekalian kita bisa belajar sama-sama.
Terimakasih ya sudah menyempatkan untuk membaca, semoga bermanfaat untuk kaliann ^^
Ini blog pertama aku. Kenapa kepikiran buat blog tiba-tiba? Karena kadang aku bingung, mau menumpahkan isi pikiranku kemana? Jadila setelah berpikir sekian lama *cielah* aku memutuskan membuat blog ini untuk menumpahkan pendapat dan cerita.
Perkenalkan aku, Rahma. Cuma siswi kelas 2 SMA yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri. Blog ini terbuka bagi siapapun, entah itu nanti sependapat atau tidak, sekalian kita bisa belajar sama-sama.
Terimakasih ya sudah menyempatkan untuk membaca, semoga bermanfaat untuk kaliann ^^
Langganan:
Postingan (Atom)