Selasa, 21 Februari 2017

MUKA DUA? PENCITRAAN?

Kata orang "Diam Itu Emas". Itu kata orang, kalo menurut gue pribadi sih gue setengah setuju dengan perkataan itu. Karena daripada gue banyak omong mending gue diam, dan kalo gue kebanyaan diam yaa nggak bagus juga sih.

Terus gue juga sering dapet pertanyaan, "Ma, kau ngomong lah sekali-sekali, jangan diam-diam terus" "Ma kok kau sering diam-diam, temen yang lain debat, ikut lah debat"

Dan kalau gue mendapatkan pertanyaan seperti itu, gue cuma bisa diam. Paling banter juga gue jawab, "Males ngomong". Gue nggak suka debat. Tapi suka kalo orang itu beropini. Kenapa gue nggak suka debat? Simple, karena menurut gue, mereka debat itu ingin menjatuhkan orang lain dan membernarkan dirinya, ya memang itu kenyataan nya. Tapi ada beberapa alasan kenapa gue malas ngomong di depan khalayak umum. 

Pertama, gue paling males ngoceh panjang lebar, ntarnya malah ngelantur kemana-mana, memberikan statement yang didasari untuk pembenaran dan membuat dirinya harus diakui orang sebagai orang paling benar. Kemudian mereka memberikan berbagai macam pertanyaan yang dianggap kritis kemudian menyanggah pendapat orang lain seolah meluruskan, padahal berniat menjatuhkan. Gue paling anti sama orang seperti ini di lingkungan gue, seolah-olah mereka melakukan pencitraan atau boleh gue bilang BERMUKA DUA. hahaha sorry capslock nya ketekan. :p

Iya gue tahu nggak semua manusia yang seperti itu di lingkungan adalah penjilat, tapi kebanyakan manusia, gue bilang manusia aja ya hehe, kebanyakan dari manusia memang seperti itu. Mengangkat tangan, bertanya pada yang sedang presentasi, sedangkan jelas-jelas si penanya sudah menguasai bagian itu. Banyak orang yang menurut gue lebih kritis daripada 'mereka-mereka' itu, tapi mungkin mereka tidak pernah menunjukkan diri.

Ah elah ma lo ngomong kayak gitu,pasti lo iri kan nggak bisa kayak mereka?

Gue bakalan jawab NGGAK. Gue nggak pernah iri ndak nggak akan pernah mau iri sama orang-orang yang bermental licik dan bermuka dua. Gue nyaman dengan gue yang sekarang, dengan gue yang apa adanya, jadi gue ngomong kayak gini, di blog ini, ini uneg uneg gue, kalo gue mengeluarkan uneg uneg gue sama orang, bakalan geger pastinya. Untuk urusan seperti ini, bukan tanggapan, pembenaran atau penyanggahan yang gue perlu. Gue cuma butuh didengarkan. Gue gak butuh komenan lo semua, keliatannya gue egois? Iya, gue sadar kalo gue egois. Gue nggak mau menambah kadar keegoisan gue dengan berusaha membenarkan statement gue.

La kenapa lo tulis di blog, kan blog bisa dibaca semua orang?

Sayangg, maka dari itu gue tulis uneg uneg gue di blog ini karena nggak ada yang baca, palingan gue sendiri yang baca. Kan mereka-mereka nggak tau.

Ngomong-ngomong soal muka dua dan pencitraan.

"THAT PERSON IS HYPOCRITICAL, YOU HAVE TO KEEP THE DISTANCE WITH THAT PERSON, DONT TALK TO MUCH AND DONT BELIEVE WITH THAT PERSON"

"THAT PERSON IS FAKE, THAT PERSON IS ALWAYS DOING GOOD IN FRONT OF US AND TALK ABOUT US TO OTHERS"

Menurut gue pribadi sih, hal seperti kalimat diatas wajar. Siapa yang berhak melarangnya. Nggak ada kan? Itu kembali lagi ke diri kita, mau seperti apa dan mau menjadikannya seperti apa.Lo ngomongin orang, lo juga harus siap diomongin orang. Lo jahat sama orang, lo juga harus siap dijahatin sama orang. Dibikin simple aja deh.

Mungkin sekian aja kali ya, uneg-uneg gue hari ini. Akhirnya sedikit lega juga setelah dicurahkan disini. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar