Rabu, 22 Februari 2017

UNEG-UNEG TENTANG MASA DEPAN

Halooo...

Berhubung gue sekarang udah kelas 2 SMA, dan sebentar lagi bakalan naik ke kelas 3 yang dimana kelas tiga itu udah pada mikirin UN, SBMPTN, SNMPTN dll. Sebenarnya sih bukan dari kelas 3 kita mempersiapkan itu semua, tetapi sedini mungkin agar perispannya lebih matang.

Tapi sekarang gue bingung, sebingung bingungnya, disaat orang lain udah tau dia mau ngambil jurusan apa cita-citanya udah tau mau jadi apa, nah gue, masih bingung, mau ngambil jurusan apa terus cita-cita gue itu apa, habis itu gue mau ngapain ya?

Kadang suka bigung kalo ditanya sama orang, cita-citanya apa? Nanti kalau udah besar mau jadi apa? Dan gue cuma bisa diam, dan paling banter ngejawab, "Nggak tau, belom kepikiran". Dan gue juga nggak kepikiran, kalo gue udah gede, gue mau jadi apa? Tapi setelah gue searching-searching, nonton video-video atau baca baca artikel, ternyata kita lo gue harus kudu wajib tahu, lo kedepannya itu mau ngapain, mau jadi apa, mau gimana. Setidaknya lo punya gambaran tentang masa depan lo.

Tapi setelah gue nonton video-video yang menurut gue sangat menginspirasi, sebelum lo berfikir tentang gimana lo kedepannya, lo harus temuin dulu passion lo itu dimana? Boleh contoh, gue suka nulis-nulis gak jelas, terus gue tiba-tiba pengen masuk sastra, tapi setelah dipikir-pikir sekian lama, kayaknya bukan gue banget, gue suka tapi gue nggak pengen mendalami gitu. Jadi kalo diibaratkan itu cuma sesaat aja. Terus ketika gue berpikir untuk masuk jurusan yang lain, read: teknik. Gue merasa, nilai-nilai yang menunjang untuk masuk ke jurusan tersebut itu sangatlah sedikit, sehingga gue agak seperti kurang percaya diri. Terus kalo ditanya, "Lo mau masuk kedokteran?", disini gue kasi tau, nggak ada sedikitpun kepikiran gue mau masuk kedokteran, pokoknya yang berhubungan dengan makhluk hidup, gue kayaknya ngerasa nggak bisa, bukan nggak bisa sih, tapi nggak mampu. Gue baca-baca tentang artikel Kedokteran, masuk jurusan kedokteran itu, butuh biaya yang banyak dan otak yang cepat tanggap. Jadi kalau melihat keadaan gue, gue yang masih harus mengulang dan membaca 2 sampai 3 kali materi baru paham, ya nggak aja deh. Takut kebelah dua ni otak. Tapi menurut pandangan dan presepsi orang, kalo lo masuk kedokteran itu, lo dipandang, "wahhh" gitu. Gue jamin, lo pasti bakalandibilang, waa pintar ya, etc.

Ya, tapi ketidak tahuan gue terhadap gimana gue kedepannya tidak lantas membuat gue berhenti, gue masih berusaha berpikir dan mencari gue mau ngapain kedepannya, yaudah la ya, gue kerjain dulu apa yang ada di depan mata, dihadapan gue sekarang.

Tapi yang gue pertanyakan adalah, gini, lo lahir, sekolah, kuliah, kerja , nikah, punya anak, sesai. gitu aja? lo dapat apa? Sekarang kita hidup di dunia yang semuanya membutuhkan yang namanya uang. Mendapatkan uang itu kayak lo diharuskan harus punya title, lo dokter, guru, pilot, pegawai dll, nah dari situ, gue makin merasa terintimidasi, terkecilkan. Karena, kebanyakan di pikiran-pikiran manusia, itu, Title is everything artinya lo harus punya label kalo nggak ya lo madesu. Terus juga kita gak bakalan bisa memprediksi setelah kuliah lo mau jadi apa? Lo mau kerja atau lanjut kuliah lagi. Lo mau kerja yang searah sama jurusan lo waktu kuliah atau nggak, tapi yang gue pahami adalah, ilmu yang lo dapetin, tenanga dan waktu yang lo abisin selama ini, nggak akan pernah sia-sia. Terus ketika lo atau gue kerja, atau melakukan sesuatu, gue pengennya itu tu nggak cuma buat kepentingan gue pribadi, gue juga pengen itu semua berguna bagi orang lain dan semuanya. Karena menurut gue pribadi, sia-sia idup gue kalo misalnya gue cuma mentingin kehidupan pribadi gue, karena balik lagi kita semua hidup di dunia ini untuk tolong menolong, dan itu yang harus gue lakuin.

Tapi di satu sisi, materi dan duit itu jadi tolak ukur disemuanya gitu, gimana ya? Lo sukses karena uang lo banyak, itu yang sosial lo bilang. Terus mereka juga banyak bilang, hei hidup itu harus realistis kalo idup lo abstrak terus kapan mau maju? Intinya kita lurus aja sama niat kita kedepannya, jangan mikirin perkataaan orang lain yang menurut lo nggak penting, udah yang penting fokus sm niat lo aja. Dan yang gue pelajari di hidup gue adalah, jangan ngasih makan ego gue sendiri atau ambisi gue sendiri, misalnya lo pengen sesuatu, pengen ini pengen itu, karena keinginan manusia kadangnya tidak terbatas, namun lo harus ingat juga, terlalu ambisis untuk melakukan sesuatu akhirnya ya kita lupa, manusia itu tugasnya cuma berusaha sama tawakkal. Dan itu bisa menghancurkan ekspetasi yang lo buat, gue gini gue melakukan sesuatu tapi disaat gue melakukan sesuatu dan gue merasa udah one step closer sama mimpi gue, gue kayak mendapatkan semacam kebahagiaan dan peluang peluang, karena dari awal gue nggak ada ekspetasi, karena dari awal yang harus gue set adalah niat gue, terus gue ikhtiar terus gue tawakkal, gue juga nggak ada rasa ambisi-ambisi gimana di hidup gue, ketika gue dapat peluang, gue berpikir, waa ternyata gue bisa ya.

Dan ketika teman-teman lo udah berbicara tentang, lo mau jadi apa lo mau gimana kedepannya,cita-citanya udah hebat, gue pengen jadi dokter, diplomat dan lo belom tau, lo mau jadi apa, nggak masalah sih. Nggak ada yang memaksa lo, lo mau jadi apa. Dan inget ketika lo udah tau sebenarnya, kanan kiri lo itu lo mau ngapain, kita disini itu sama-sama first timer, nggak usah ngerasa lo gagal, nggak usah ngerasa lo madesu gimana, jangan ngerasa takut miskin karena kita adalah makhluk dari zat yang maha kaya.

Intinya, lo punya niat, lo usaha, lo tawakkan. Apapun hasilnya, itu yang terbaik buat lo.

Xoxo. Udah ya capek gue. Ngantuk

Selasa, 21 Februari 2017

MUKA DUA? PENCITRAAN?

Kata orang "Diam Itu Emas". Itu kata orang, kalo menurut gue pribadi sih gue setengah setuju dengan perkataan itu. Karena daripada gue banyak omong mending gue diam, dan kalo gue kebanyaan diam yaa nggak bagus juga sih.

Terus gue juga sering dapet pertanyaan, "Ma, kau ngomong lah sekali-sekali, jangan diam-diam terus" "Ma kok kau sering diam-diam, temen yang lain debat, ikut lah debat"

Dan kalau gue mendapatkan pertanyaan seperti itu, gue cuma bisa diam. Paling banter juga gue jawab, "Males ngomong". Gue nggak suka debat. Tapi suka kalo orang itu beropini. Kenapa gue nggak suka debat? Simple, karena menurut gue, mereka debat itu ingin menjatuhkan orang lain dan membernarkan dirinya, ya memang itu kenyataan nya. Tapi ada beberapa alasan kenapa gue malas ngomong di depan khalayak umum. 

Pertama, gue paling males ngoceh panjang lebar, ntarnya malah ngelantur kemana-mana, memberikan statement yang didasari untuk pembenaran dan membuat dirinya harus diakui orang sebagai orang paling benar. Kemudian mereka memberikan berbagai macam pertanyaan yang dianggap kritis kemudian menyanggah pendapat orang lain seolah meluruskan, padahal berniat menjatuhkan. Gue paling anti sama orang seperti ini di lingkungan gue, seolah-olah mereka melakukan pencitraan atau boleh gue bilang BERMUKA DUA. hahaha sorry capslock nya ketekan. :p

Iya gue tahu nggak semua manusia yang seperti itu di lingkungan adalah penjilat, tapi kebanyakan manusia, gue bilang manusia aja ya hehe, kebanyakan dari manusia memang seperti itu. Mengangkat tangan, bertanya pada yang sedang presentasi, sedangkan jelas-jelas si penanya sudah menguasai bagian itu. Banyak orang yang menurut gue lebih kritis daripada 'mereka-mereka' itu, tapi mungkin mereka tidak pernah menunjukkan diri.

Ah elah ma lo ngomong kayak gitu,pasti lo iri kan nggak bisa kayak mereka?

Gue bakalan jawab NGGAK. Gue nggak pernah iri ndak nggak akan pernah mau iri sama orang-orang yang bermental licik dan bermuka dua. Gue nyaman dengan gue yang sekarang, dengan gue yang apa adanya, jadi gue ngomong kayak gini, di blog ini, ini uneg uneg gue, kalo gue mengeluarkan uneg uneg gue sama orang, bakalan geger pastinya. Untuk urusan seperti ini, bukan tanggapan, pembenaran atau penyanggahan yang gue perlu. Gue cuma butuh didengarkan. Gue gak butuh komenan lo semua, keliatannya gue egois? Iya, gue sadar kalo gue egois. Gue nggak mau menambah kadar keegoisan gue dengan berusaha membenarkan statement gue.

La kenapa lo tulis di blog, kan blog bisa dibaca semua orang?

Sayangg, maka dari itu gue tulis uneg uneg gue di blog ini karena nggak ada yang baca, palingan gue sendiri yang baca. Kan mereka-mereka nggak tau.

Ngomong-ngomong soal muka dua dan pencitraan.

"THAT PERSON IS HYPOCRITICAL, YOU HAVE TO KEEP THE DISTANCE WITH THAT PERSON, DONT TALK TO MUCH AND DONT BELIEVE WITH THAT PERSON"

"THAT PERSON IS FAKE, THAT PERSON IS ALWAYS DOING GOOD IN FRONT OF US AND TALK ABOUT US TO OTHERS"

Menurut gue pribadi sih, hal seperti kalimat diatas wajar. Siapa yang berhak melarangnya. Nggak ada kan? Itu kembali lagi ke diri kita, mau seperti apa dan mau menjadikannya seperti apa.Lo ngomongin orang, lo juga harus siap diomongin orang. Lo jahat sama orang, lo juga harus siap dijahatin sama orang. Dibikin simple aja deh.

Mungkin sekian aja kali ya, uneg-uneg gue hari ini. Akhirnya sedikit lega juga setelah dicurahkan disini. :D